TINGKAT AKHIR YANG TAK TERLUPAKAN

“The future belongs to those who believe in the beauty of their dream” (Eleanor Roosevelt)DSC_0705 (Medium)

Sebaik-baiknya motivasi adalah motivasi dari diri sendiri (self-motivation). Dan mimpi selalu menjadi kata favorit yang diucapkan oleh motivator. Mimpi identik dengan keinginan dan harapan. Dan harapan positif kemudian menjelma menjadi sebuah kekuatan yang membangkitkan gelora dan semangat untuk berusaha dan berjuang mencapai mimpi yang besar.

Tahun 2012 sepertinya menjadi tahun keberuntunganku selama berkuliah di IPB. Tepatnya tanggal 4 Februari 2012 aku menginjakkan kaki di negeri Barata sebagai salah satu dari dua perwakilan Indonesia untuk mengikuti kegiatan Asia-Pacific UNEP TUNZA Youth and Children Conference. Disana aku bertemu dengan pemuda dan anak-anak dari Benua Asia lainnya untuk berdiskusi tentang isu-isu lingkungan dan menyiapkan sebuah rekomendasi untuk Konferensi Tingkat Tinggi Bumi Rio+20.

Kemudian Maret 2012, setelah melalui seleksi yang cukup ketat dari berbagai tingkat (jurusan, fakultas dan universitas), akhirnya aku berhasil mencapai salah satu mimpi besarku saat kuliah, yaitu menjadi Mahasiswa Berprestasi 3 di IPB. Bukan status atau gelar yang aku inginkan, tapi yang paling menarik adalah proses seleksinya. Aku mengikuti focus group discussion dengan mahasiswa-mahasiswa terbaik dari tiap fakultas, mengerjakan tes standar IELTS, presentasi bahasa inggris dan karya tulis serta wawancara dengan dosen-dosen yang super kritis.

Terakhir, Juli 2012 menjadi the best summer I ever had. Waktu itu aku terpilih sebagai salah satu peserta dari summer camp yang diadakan oleh Federasi Russia. Aku mengikuti kuliah outdoor dengan suasana musim panas yang dingin di hutan pinus Eropa. Aku berkumpul dengan peserta dari belahan dunia lainnya dan belajar banyak tentang heterogenity. Hal ini yang kemudian membuka wawasanku tentang arti sebenarnya dari intercultural-understanding.

Aku memimpikan itu semua jauh-jauh hari. Setelah bermimpi aku membuat rencana dan peta hidup. Saat ingin menjadi mahasiswa terbaik misalnya, aku membuat rencana dengan membagi fokus bidang yang aku tekuni per tahunnya (akademik di tingkat 1, organisasi di tingkat 2 dan kegiatan ilmiah di tingkat 3). Dan mungkin, ini pula yang membuatku terpilih sebagai salah satu TF scholar saat itu.

Rencana-rencana itu kemudian aku share ke orang lain sebagai controlling point, menjadi penyemangat disaat bencana malas datang dan menjadi pengingat saat aku berjalan di jalur yang salah. Karena bagiku, keberuntungan adalah siap disaat kesempatan datang. Sehingga, untuk mendapatkan keberuntungan, kita juga harus berusaha menyiapkannya, salah satunya adalah dengan membuat rencana.

So, let’s dream big and make it comes true 